Beranda » 2013 » November

Monthly Archives: November 2013

Makna Motto Provinsi Jawa Timur

logojatim-color

Jer artinya “agar“, Basuki bermakna “bahagia, sejahtera“, Mawa berarti  “dengan“, dan Bea adalah “biaya“. Jadi secara keseluruhan nasihat di atas bermakna: untuk mencapai sesuatu maka orang harus mau berkorban”.  Sesuatu dapat berwujud apa saja, termasuk kebahagiaan, kesejateraan, kesehatan, pendidikan, jabatan dan sebagainya.

Pada umumnya orang sudah mengetahui prinsip hidup jer basuki mawa bea, tetapi dalam banyak hal tidak melaksanakan dengan sungguh-sungguh. Mereka mengatakan bahwa mereka sudah berusaha, tetapi kenyataannya tidak mau berkorban. Berkorban itu banyak wujudnya. Bisa berwujud waktu, dana, kerja keras, keuletan, kegigihan, kesabaran, penderitaan, dan mungkin juga korban perasaaan dan kekecewaan.

Banyak orang tidak berpikiran terbuka (open minded). Orang Jawa menyebut orang yang tidak open minded dengan istilah gugu karepe dhewe atau hanya mendengar dirinya sendiri, alias tidak mau mendengar pendapat orang lain. Orang yang tidak mau mendengar pendapat orang lain itu disebabkan karena takut dikira tidak pandai atau tidak mampu. Nah, orang yang demikian ini tidak bersedia berkorban dalam proses mencapai tujuannya.  Padahal mendengar tidak berarti harus setuju dan menurut saja. Yang penting kita bersedia mendengar dulu dan untuk itu kita perlu menyingkirkan ego kita sebagai pengorbanan. 

Banyak orang tidak bersedia kerja keras, bukan karena malas tetapi karena berwatak “perhitungan”. Orang yang berwatak perhitungan senang berucap “Mengapa harus berkerja  keras kalau gajinya sama saja”. Orang yang bersikap semacam ini jelas tidak memiliki cita-cita atau impian untuk menjadi orang yang berguna.  Hidupnya dibingkai dari satu hari ke hari yang lain. Orang semacam ini mempunyai harga diri (self esteem) yang rendah karena tidak bersedia membayar ongkos untuk menjadi orang yang berguna.

Kalau kita menghayati prinsip hidup ‘jer basuki mawa bea’ maka dengan sendirinya kita akan menjadi orang yang sabar, tekun, gigih dan ulet dalam mengerjakan sesuatu atau berusaha mencapai sesuatu. Setiap kali merasa putuh asa atau frustrasi dalam proses mencapai sesuatu dan ingat akan prinsip ‘jer basuki mawa bea’, maka kita akan bersemangat kembali.  Kesulitan, kendala, halangan, waktu, dan segala yang kita korbankan itu adalah sekedar ongkos.

Sikap ‘jer basuki mawa bea’ dapat memotivasi diri kita untuk meyakini keberhasilan. Orang bijak mengatakan bahwa keberhasilan itu ada dibalik kegagalan. Artinya, kegagalan itu juga adalah ongkos untuk mendapatkan keberhasilan.

Secara spiritual, sikap ‘jer basuki mawa bea’ merupakan perwujudan dari keimanan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Apa yang dikatakan orang awam bahwa ‘putus asa adalah dosa’ ada benarnya juga. Dalam setiap upaya kita harus menyakini bahwa keberhasilan merupakan ketentuan dari Tuhan. Namun, Tuhan tidak akan menetapkan keberhasilan kalau kita tidak bersedia membayar ongkos berupa pengorbanan.

Apakah pengorbanan itu identik dengan penderitaan? Tidak harus demikian kalau kita mempunyai kesadaran bahwa pengorbanan itu merupakan ongkos yang memang harus kita bayar (tebus) untuk mencapai kebahagiaan. Kebahagiaan itulah yang menjadi tujuan. Istilah penderitaan bisa diartikan sebagai “proses”: pendewasaan diri, pematangan emosi, pengendalian sikap dan perilaku, serta kontinuitas usaha, sabar, dan ikhlas.

Sumber 1; Sumber 2